5.31.2014

one night at May

menikmati sebuah lagu di pagi terakhir di bulan May

akhir-akhir ini aku sedang cukup menikmati lagu-lagu jazzy dari seorang penyanyi laki-laki.
menarik pada lagu jangan cintai aku apa adanya
-aku fikir kalian tau siapa penyanyinya

teringat seorang kawanku yang kecil dan cukup membuatku iri karena putih dan keperempuanan dalam perawakannya. ia sempat bertanya kenapa aku justru memilih lagu itu. dengan jelas aku sangat menentang keperebuhan diri dari faktor eksternal. ya benar, aku tidak ingin diriku bergantung pada penilaian orang lain. utamanya kita berbicara tentang cinta.
aku tidak akan menyukai seorang lelaki dan karenanya aku membuat diriku berubah sesuai apa yang diinginkannya. aku bukan perempuan yang memilih lelaki karena justru dia sempurna. sempat aku menemukan pria semacam itu, cukup sempurna membicarakan agama, sempat mebuatku bergetar mendengarkan ucapannya, tapi perlahan aku berfikir bahwa aku lebih mencintai diriku daripada dirinya. dan aku meletakkan pria itu sebagai masa laluku.

~
Tak sulit mendapatkan mu
Karena sejak lama kau pun mengincarku
Tak perlu lama-lama
Tak perlu banyak tenaga
Ini terasa mudah
Kau terima semua kurangku
Kau tak pernah marah bila ku salah
Kau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah

Jangan cintai aku
Apa adanya
Jangan
Tuntutlah sesuatu
Biar kita jalan
ke depan

Aku ingin lama jadi petamu
aku ingin jadi jagoan mu

tetapi ketika akhirnya kamu memilih untuk memutuskan melabuhkan diri -kedepan untuk selamanya- dengan seseorang, kamu harus berani membuka diri dari kritik dan saran darinya. bukan karena kamu menyerah berada di kuasanya, tetapi untuk mendapati rekam jejak dirimu selama bersamanya. apakah kamu menjadi lebih baik dari kamu yang sebelumnya? menjadi lebih baik belum tentu harus merubah jati diri, tetapi dari diri kamu yang ada kamu semakin mengenal dirimu.

ya begitulah yang aku fikirkan ketika mendengar lagu ini. aku tidak meminta lelaki itu merubah dan mengganti diriku menjadi orang lain, tetapi aku meminta lelaki itu untuk membantuku mengenal diriku lebih jauh. mengenal perempuan dalam diriku. karena aku adalah lawan dari lelaki itu.


^^

The end of May



It’s been so long that i never seen your face – bloogy
Miss you so much

You know what? This May 31, 2014 i wanna make artefact about my experience in the last month of april ago.
I think it’s enough to use english....


Jadi, tepatnya pada tanggal 22 April lalu, aku akhirnya mendapati diriku berbaring di ruang UGD salah satu rumah sakit umum milik pemerintah kota Solo. Ya, kota tempat aku menamatkan sekolah dari TK sampai SMA. Dokter di Bandung tempat aku memeriksakan kesehatanku terakhir menyatakan aku fix terkena DB-Demam Berdarah.... (backsound:NOOOOOOOOOoo..)
Sakit ini sebenarnya sudah dirasakan ketika hari dimana waktu menyatakan Kamis tgl 18. Setelah pulang kuliah, dan melakukan beberapa kegiatan, akhirnya aku memutuskan untuk mengistirahatkan diriku di kamar kosan, tapi belum sampai betul aku di kamar tiba-tiba aku merasakan badanku menggigil kedinginan disertai mual dan hayup-hayupen(bahasa jerman) dengan tubuh yang panas serta wajah yang teramat pucat dan biru keungu-unguan. Untung temanku dengan ikhlas menolong dan memberikan segelas madu hangat. Malamnya justru semakin memburuk, mual menjadi muntah, hayup-hayupen menjadi lieur(bahasa belanda), dan setiap jam aku mengalaminya, hal ini terus berlanjut hingga hari berganti menjadi Sabtu tgl 20.
Waktu itu akhirnya ditemani someone special, aku memutuskan untuk meneliti sakitku dengan bantuan dari dokter jaga di UGD rumah sakit umum di Bandung. Hasilnya masih belum jelas karena menurut sang dokter, belum berani memutuskan sebab panas baru diderita 3 hari. Suhu tubuhku saat itu sudah mencapai 42o C.
Entah karena hubungan batin yang erat, hal ini menyebabkan ibuku segera berlari menengokku ke Bandung. Karena feeling yang kuat itu, hingga hari senin meskipun tubuh semakin lieur dan hayupen, aku masih bisa memeriksakan diri kembali ke rumah sakit dan akhirnya mendapati hasil:
Berat badanku turun 2 kg
Panasku masih 43oC
dan
Trombosit yang normalnya 250(per apa aku tidak tau) sedangkan Trombositku hanya 33

SHOCKING SODAAAA
Setelah berdebat kecil dengan bapak, akhirnya diputuskan bahwa aku harus dibawa pulang ke Solo untuk dirawat di rumah sakit.
akhirnya 28 April 2014, waktu dimana aku nyatakan sebagai hari pertama aku di rumah sakit.
Karena begitu nightmare suasana dan cukup membuatku trauma serta merasa lemas selama hampir 3 minggu, aku memutuskan untuk tidak menceritakan secara detail suasana di rumah sakit. Tidak akan ku ceritakan bagaimana sebalnya aku dengan dokterku karena dia meninggalkan aku selama 2 hari atau karena dokterku yang sempat lupa punya pasien, atau dokterku yang membuatku harus menunggu selama 2 hari hanya untuk mendapat keputusan bisa pulang. Bahkan aku tidak akan menceritakan bagaimana suasana kamar pasien di rumah sakit yang begitu bising karena bersebelahan dengan parkiran dengan orang-orang bodoh yang tetap menggunakan klakson di rumah sakit, atau suasana kamar yang panas namun ac tidak bermutu dan bahkan ada kecoa serta bagian arus listrik yang hampir jebol, meskipun kamar yang aku tinggali merupakan kamar kelas 1. Dan aku juga tidak akan menceritakan kegiatanku di rumah sakit yang hanya tidur, makan, minum obat, disuntik, ganti infus,dan buang air. Aku tidak akan cerita tentang rumah sakit yang menggunakan langganan catering untuk pasien, tidak menggunakan ahli gizi yang disesuaikan dengan pasien satu persatu.

Aku akan cerita hanya tentang fluktuasi trombositku.
Tgl 21: Bandung. Trombosit 33
Tgl 22: Solo. Trombosit 25
Tgl 23: Trombosit 35
Tgl 24: Trombosit 95
Tgl 25: Trombosit 33
Tgl 26: Trombosit 65
Tgl 27: Trombosit 105
Tgl 28: Trombosit 250
Dan akhirnya aku pulang dan menjalani bed rest in home for 2 weeks.

Sempat terjadi hal yang mencemaskan di hari ke lima dimana trombosit yang sudah 95 menjadi 33 namun aku dalam keadaan yang super biasa, tidak panas, tidak pusing, tidak mual. Dan hal yang aneh lagi adalah darahku yang justru menjadi cepat membeku yang menyebabkan dalam sehari aku harus mengalami lebih dari tiga kali pengambilan darah. Padahal pola hidupku sudah baik.

infus in my hand


Apapun yang terjadi, saat ini dan saat nanti aku kembali membaca tulisan ini, aku harap aku tidak dalam keadaan sakit dan bahkan tidak sedang berada di rumah sakit manapun. Sakit sangat membuat segalanya menyusahkan. Tetapi semua tetap harus di syukuri, aku mensyukuri bukan hanya nikmat Allah, namun mensyukuri aku masih mampu bersyukur. Saat berada di rumah sakit beberapa kawan dan sahabat menjenguk, dan cukup membuatku yang sedikit home sick menjadi terobati. Satu hal yang cukup aneh, disaat sakit aku sempat mendapati diriku sesak di bagian dada, setelah di periksa ternyata terdapat sedikit cairan di bagian paru-paru sebelah kiri. Menurut Dokter Paru-paru yang berhijab dan gaul serta baik hatinya, hal itu dipicu dari keterlambatan pertolongan pertama pada penderita DB, dan selain itu ya dikarenakan kebiasaan pola hidupku semasa perkuliahan.

Yaa, aku harap aku mampu membiasakan diri untuk hidup sehat
(semoga)



Miss you,

From me
^^