It’s been so long
that i never seen your face – bloogy
Miss you so much
You know what?
This May 31, 2014 i wanna make artefact about my experience in the last month
of april ago.
I think it’s
enough to use english....
Jadi, tepatnya
pada tanggal 22 April lalu, aku akhirnya mendapati diriku berbaring di ruang
UGD salah satu rumah sakit umum milik pemerintah kota Solo. Ya, kota tempat aku
menamatkan sekolah dari TK sampai SMA. Dokter di Bandung tempat aku
memeriksakan kesehatanku terakhir menyatakan aku fix terkena DB-Demam
Berdarah.... (backsound:NOOOOOOOOOoo..)
Sakit ini
sebenarnya sudah dirasakan ketika hari dimana waktu menyatakan Kamis tgl 18.
Setelah pulang kuliah, dan melakukan beberapa kegiatan, akhirnya aku memutuskan
untuk mengistirahatkan diriku di kamar kosan, tapi belum sampai betul aku di
kamar tiba-tiba aku merasakan badanku menggigil kedinginan disertai mual dan hayup-hayupen(bahasa jerman) dengan
tubuh yang panas serta wajah yang teramat pucat dan biru keungu-unguan. Untung
temanku dengan ikhlas menolong dan memberikan segelas madu hangat. Malamnya
justru semakin memburuk, mual menjadi muntah, hayup-hayupen menjadi lieur(bahasa
belanda), dan setiap jam aku mengalaminya, hal ini terus berlanjut hingga hari
berganti menjadi Sabtu tgl 20.
Waktu itu
akhirnya ditemani someone special, aku memutuskan untuk meneliti sakitku dengan
bantuan dari dokter jaga di UGD rumah sakit umum di Bandung. Hasilnya masih
belum jelas karena menurut sang dokter, belum berani memutuskan sebab panas
baru diderita 3 hari. Suhu tubuhku saat itu sudah mencapai 42o C.
Entah karena
hubungan batin yang erat, hal ini menyebabkan ibuku segera berlari menengokku
ke Bandung. Karena feeling yang kuat itu, hingga hari senin meskipun tubuh
semakin lieur dan hayupen, aku masih bisa memeriksakan
diri kembali ke rumah sakit dan akhirnya mendapati hasil:
Berat badanku
turun 2 kg
Panasku masih
43oC
dan
Trombosit yang normalnya
250(per apa aku tidak tau) sedangkan Trombositku hanya 33
SHOCKING SODAAAA
Setelah berdebat
kecil dengan bapak, akhirnya diputuskan bahwa aku harus dibawa pulang ke Solo
untuk dirawat di rumah sakit.
akhirnya 28 April 2014, waktu dimana aku nyatakan sebagai hari pertama aku di rumah sakit.
Karena begitu
nightmare suasana dan cukup membuatku trauma serta merasa lemas selama hampir 3
minggu, aku memutuskan untuk tidak menceritakan secara detail suasana di rumah
sakit. Tidak akan ku ceritakan bagaimana sebalnya aku dengan dokterku karena
dia meninggalkan aku selama 2 hari atau karena dokterku yang sempat lupa punya
pasien, atau dokterku yang membuatku harus menunggu selama 2 hari hanya untuk
mendapat keputusan bisa pulang. Bahkan aku tidak akan menceritakan bagaimana
suasana kamar pasien di rumah sakit yang begitu bising karena bersebelahan
dengan parkiran dengan orang-orang bodoh yang tetap menggunakan klakson di
rumah sakit, atau suasana kamar yang panas namun ac tidak bermutu dan bahkan
ada kecoa serta bagian arus listrik yang hampir jebol, meskipun kamar yang aku
tinggali merupakan kamar kelas 1. Dan aku juga tidak akan menceritakan
kegiatanku di rumah sakit yang hanya tidur, makan, minum obat, disuntik, ganti
infus,dan buang air. Aku tidak akan cerita tentang rumah sakit yang menggunakan
langganan catering untuk pasien, tidak menggunakan ahli gizi yang disesuaikan
dengan pasien satu persatu.
Aku akan cerita
hanya tentang fluktuasi trombositku.
Tgl 21: Bandung.
Trombosit 33
Tgl 22: Solo.
Trombosit 25
Tgl 23: Trombosit
35
Tgl 24: Trombosit
95
Tgl 25: Trombosit
33
Tgl 26: Trombosit
65
Tgl 27: Trombosit
105
Tgl 28: Trombosit
250
Dan akhirnya aku
pulang dan menjalani bed rest in home for 2 weeks.
Sempat terjadi
hal yang mencemaskan di hari ke lima dimana trombosit yang sudah 95 menjadi 33
namun aku dalam keadaan yang super biasa, tidak panas, tidak pusing, tidak
mual. Dan hal yang aneh lagi adalah darahku yang justru menjadi cepat membeku
yang menyebabkan dalam sehari aku harus mengalami lebih dari tiga kali
pengambilan darah. Padahal pola hidupku sudah baik.
infus in my hand |
Apapun yang
terjadi, saat ini dan saat nanti aku kembali membaca tulisan ini, aku harap aku
tidak dalam keadaan sakit dan bahkan tidak sedang berada di rumah sakit
manapun. Sakit sangat membuat segalanya menyusahkan. Tetapi semua tetap harus
di syukuri, aku mensyukuri bukan hanya nikmat Allah, namun mensyukuri aku masih
mampu bersyukur. Saat berada di rumah sakit beberapa kawan dan sahabat menjenguk,
dan cukup membuatku yang sedikit home sick menjadi terobati. Satu hal yang
cukup aneh, disaat sakit aku sempat mendapati diriku sesak di bagian dada,
setelah di periksa ternyata terdapat sedikit cairan di bagian paru-paru sebelah
kiri. Menurut Dokter Paru-paru yang berhijab dan gaul serta baik hatinya, hal
itu dipicu dari keterlambatan pertolongan pertama pada penderita DB, dan selain
itu ya dikarenakan kebiasaan pola hidupku semasa perkuliahan.
Yaa, aku harap
aku mampu membiasakan diri untuk hidup sehat
(semoga)
Miss you,
From me
^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar