9.23.2014

Perempuan dan Cinta



Sudah hampir sebulan aku menapaki diriku berada di tahun ke empat perkuliahan –ini kali kedua aku membicarakan mengenai perkuliahanku
Aku hanya mencoba bercerita tentang kegelisahanku


Aku memilih mengambil tema cinta untuk kekaryaanku kali ini
Banyak hal yang aku fikirkan hingga akhirnya aku memilih tema tersebut.
Cinta menurutku sesuatu yang harusnya mudah bagi perempuan, karena aku selalu yakin perempuan diciptakan memiliki perasaan yang lebih peka daripada lelaki –ya meskipun aku juga terkadang tidak peka pada waktu2 tertentu.

Hei,aku masih membicarakan mengenai perbedaan perempuan dan laki-laki kah? Aku rasa iya, aku masih membicarakan itu. Aku bahkan tak masalah jika banyak yang melabeliku “Feminist”. Memang kenapa? Aku memang perempuan, wajar kalo aku feminist, aku juga punya pemikiranku sendiri mengenai perempuan. Tapi, aku bukan orang yang setuju pada istilah perempuan lebih tinggi derajatnya dari laki-laki. Menurutku mereka memang berbeda, dalam segala hal! Dari biologis saja sudah beda, maknanya juga. Harusnya kita tidak perlu memikirkan perbedaan itu. Yang sudah ya biarlah! Yang sudah jelas kenapa harus dikeruhkan?! Baiknya jadilah individu yang memang terbaik, bagimu dan bagi orang disekitarmu.

Kembali ke topik tentang cinta, jadi mengapa aku memilih bicara tntg cinta? Karena JATUH CINTA !!! ya aku mungkin berfikir aku membuat tentang tema cinta, karena aku jatuh cinta. Tapi bukan hanya karena itu, tetapi menurutku, Cinta adalah proses berdamainya diriku dengan feminist tadi. Cinta yang menyebabkan laki-laki dan perempuan bisa bersatu. Aku sebenarnya juga belum tau tentang Cinta –bukan tentang istilahnya, tapi aku mencoba untuk memvisualkan bentuk cinta. Tetapi banyak cobaan dalam membuatnya. Aku malu ketika membicarakan Cinta, seolah aku ingin mengekspos kisah cintaku sendiri. Tapi menurutku memang itu yang aku ingin bicarakan, tentang proses berdamainya laki-laki dan perempuan dengan Cinta. Ketika lelaki dan perempuan jatuh cinta mereka akan melupakan kegenderan mereka –dalam artian mereka tidak peduli mana yang lebih hebat, mereka hanya mementingkan perasaan mereka. Begitu pula aku, ketika aku jatuh cinta aku lupa betapa aku tidak ingin bergantung pada lelaki, aku lupa betapa aku juga memiliki kelemahan, aku lupa bahwa aku bisa menangis karena kecewa, aku lupa bahwa aku tidak sekuat yang aku fikirkan, aku lupa bahwa aku tidak hanya memiliki jiwa maskulin.
Aku selalu merasa jika aku tidak bertemu dengan cinta, mungkin aku tidak akan pernah mensyukuri menjadi perempuan. Aku jatuh cinta pada lelaki seperti aku jatuh cinta pada sifat ke-perempuan-anku.
Cinta itu Luas. Banyak bentuk cinta yang ada didunia, cinta kepada Tuhan, cinta kepada orangtua, cinta kepada saudara dsbnya. Seluruh cinta tersebut bisa jadi memiliki kesamaan namun ada takaran yang membedakannya. Saat ini aku tidak ingin membicarakan tentang takarannya, tapi lebih melihat permasalahan dalam lingkup kecil. Aku memilih membicarakan tentang cinta kepada lelaki karena menjadi problema yang mungkin ringan namun bisa merembet kebanyak masalah. Mencintai orang yang sudah pasti asing –lelaki diluar lingkup keluarga, saudara- mungkin saja lelaki itu orang yang tidak sengaja kita temui di suatu lingkup sosial yang asing. Itu menjadi problem yang menarik. Ada banyak hal yang bisa dipertanyakan dari sana. Seperti; Bagaimana perempuan memilih tipikal lelaki idamannya? Bagaimana perempuan akhirnya jatuh cinta pada lelaki tersebut? Adakah perubahan yang harus dialami perempuan ketika jatuh cinta? Bagaimana cintanya kepada lelaki membawa perubahan dalam hidupnya?
Jika pertanyaan itu ditujukan kepadaku, dengan mudah aku akan menjawabnya. Tapi lagi-lagi aku berfikir bahwa aku tidak tau apapun tentang cinta. Maka aku perlu mendiskusikan permasalahan cinta ini dengan perempuan lain. ya perempuan yang jatuh cinta lainnya. Perempuan yang seusiaku, karena aku merasa pada usiaku ini, perempuan menjadi mudah membicarakan tentang cinta. Selain karena memang sudah “waktunya” membicarakan cinta, ada orientasi masa depan juga yang diharapkannya dari cinta itu tadi. Maka akan dengan secara akal sehat dan penuh kesadaran perempuan pada usiaku ini mau membicarakan tentang cinta, aku yakin berbicara soal cinta akan bicara soal prinsip hidup, tentang orientasi masa depan, tentang pandangan perempuan mengenai lelaki.
Bukan aku termasuk sosok yang mendambakan sebuah "pernikahan" sebagai bentuk persetujuanku terhadap permasalahan cinta. menikah menurutku bukanlah sebuah problem yang mudah. bahkan hari ini ketika akhirnya aku harus membagikan pendapatku mengenai cinta, semua orang serasa serentak mengatakan bahwa "ternyata cinta mampu menjadi sesuatu yang rumit dan kompleks yah", seolah memang bagi mereka harusnya cinta tidak demikian.
dan sekali lagi, apapun hasilnya, semoga dengan kekaryaan kali ini paling tidak aku menjadi semakin mencintai Cinta. dan memahami diriku lebih dari yang sekarang. Apapun itu cinta dan bagaimanapun cinta itu,

"When you love you should not say, 'God is in my heart,' but rather, 'I am in the heart of God.' And I think not you can direct the course of love, for love, if it finds you worthy, directs your course."
(Kahlil Gibran)




^^
with Love

Tidak ada komentar:

Posting Komentar