Sudah hampir sebulan aku
menapaki diriku berada di tahun ke empat perkuliahan –ini kali kedua aku
membicarakan mengenai perkuliahanku
Aku hanya mencoba
bercerita tentang kegelisahanku
Aku memilih mengambil
tema cinta untuk kekaryaanku kali ini
Banyak hal yang aku
fikirkan hingga akhirnya aku memilih tema tersebut.
Cinta menurutku sesuatu
yang harusnya mudah bagi perempuan, karena aku selalu yakin perempuan
diciptakan memiliki perasaan yang lebih peka daripada lelaki –ya meskipun aku
juga terkadang tidak peka pada waktu2 tertentu.
Hei,aku masih
membicarakan mengenai perbedaan perempuan dan laki-laki kah? Aku rasa iya, aku
masih membicarakan itu. Aku bahkan tak masalah jika banyak yang melabeliku
“Feminist”. Memang kenapa? Aku memang perempuan, wajar kalo aku feminist, aku
juga punya pemikiranku sendiri mengenai perempuan. Tapi, aku bukan orang yang
setuju pada istilah perempuan lebih tinggi derajatnya dari laki-laki. Menurutku
mereka memang berbeda, dalam segala hal! Dari biologis saja sudah beda,
maknanya juga. Harusnya kita tidak perlu memikirkan perbedaan itu. Yang sudah
ya biarlah! Yang sudah jelas kenapa harus dikeruhkan?! Baiknya jadilah individu
yang memang terbaik, bagimu dan bagi orang disekitarmu.
Kembali ke topik tentang
cinta, jadi mengapa aku memilih bicara tntg cinta? Karena JATUH CINTA !!! ya
aku mungkin berfikir aku membuat tentang tema cinta, karena aku jatuh cinta.
Tapi bukan hanya karena itu, tetapi menurutku, Cinta adalah proses berdamainya
diriku dengan feminist tadi. Cinta yang menyebabkan laki-laki dan perempuan
bisa bersatu. Aku sebenarnya juga belum tau tentang Cinta –bukan tentang
istilahnya, tapi aku mencoba untuk memvisualkan bentuk cinta. Tetapi banyak
cobaan dalam membuatnya. Aku malu ketika membicarakan Cinta, seolah aku ingin
mengekspos kisah cintaku sendiri. Tapi menurutku memang itu yang aku ingin
bicarakan, tentang proses berdamainya laki-laki dan perempuan dengan Cinta.
Ketika lelaki dan perempuan jatuh cinta mereka akan melupakan kegenderan mereka
–dalam artian mereka tidak peduli mana yang lebih hebat, mereka hanya
mementingkan perasaan mereka. Begitu pula aku, ketika aku jatuh cinta aku lupa
betapa aku tidak ingin bergantung pada lelaki, aku lupa betapa aku juga
memiliki kelemahan, aku lupa bahwa aku bisa menangis karena kecewa, aku lupa
bahwa aku tidak sekuat yang aku fikirkan, aku lupa bahwa aku tidak hanya
memiliki jiwa maskulin.
Aku selalu merasa jika
aku tidak bertemu dengan cinta, mungkin aku tidak akan pernah mensyukuri
menjadi perempuan. Aku jatuh cinta pada lelaki seperti aku jatuh cinta pada
sifat ke-perempuan-anku.
Cinta itu Luas. Banyak
bentuk cinta yang ada didunia, cinta kepada Tuhan, cinta kepada orangtua, cinta
kepada saudara dsbnya. Seluruh cinta tersebut bisa jadi memiliki kesamaan namun
ada takaran yang membedakannya. Saat ini aku tidak ingin membicarakan tentang
takarannya, tapi lebih melihat permasalahan dalam lingkup kecil. Aku memilih
membicarakan tentang cinta kepada lelaki karena menjadi problema yang mungkin
ringan namun bisa merembet kebanyak masalah. Mencintai orang yang sudah pasti
asing –lelaki diluar lingkup keluarga, saudara- mungkin saja lelaki itu orang
yang tidak sengaja kita temui di suatu lingkup sosial yang asing. Itu menjadi
problem yang menarik. Ada banyak hal yang bisa dipertanyakan dari sana.
Seperti; Bagaimana perempuan memilih tipikal lelaki idamannya? Bagaimana
perempuan akhirnya jatuh cinta pada lelaki tersebut? Adakah perubahan yang
harus dialami perempuan ketika jatuh cinta? Bagaimana cintanya kepada lelaki
membawa perubahan dalam hidupnya?
Jika pertanyaan itu
ditujukan kepadaku, dengan mudah aku akan menjawabnya. Tapi lagi-lagi aku
berfikir bahwa aku tidak tau apapun tentang cinta. Maka aku perlu mendiskusikan
permasalahan cinta ini dengan perempuan lain. ya perempuan yang jatuh cinta
lainnya. Perempuan yang seusiaku, karena aku merasa pada usiaku ini, perempuan
menjadi mudah membicarakan tentang cinta. Selain karena memang sudah “waktunya”
membicarakan cinta, ada orientasi masa depan juga yang diharapkannya dari cinta
itu tadi. Maka akan dengan secara akal sehat dan penuh kesadaran perempuan pada
usiaku ini mau membicarakan tentang cinta, aku yakin berbicara soal cinta akan
bicara soal prinsip hidup, tentang orientasi masa depan, tentang pandangan
perempuan mengenai lelaki.
Bukan aku termasuk sosok yang mendambakan sebuah "pernikahan" sebagai bentuk persetujuanku terhadap permasalahan cinta. menikah menurutku bukanlah sebuah problem yang mudah. bahkan hari ini ketika akhirnya aku harus membagikan pendapatku mengenai cinta, semua orang serasa serentak mengatakan bahwa "ternyata cinta mampu menjadi sesuatu yang rumit dan kompleks yah", seolah memang bagi mereka harusnya cinta tidak demikian.
dan sekali lagi, apapun hasilnya, semoga dengan kekaryaan kali ini paling tidak aku menjadi semakin mencintai Cinta. dan memahami diriku lebih dari yang sekarang. Apapun itu cinta dan bagaimanapun cinta itu,
"When you love you should not say, 'God is in my heart,' but rather, 'I am in the heart of God.' And I think not you can direct the course of love, for love, if it finds you worthy, directs your course."
(Kahlil Gibran)
^^
with Love